
Tips Jaga Kesehatan Paru di Tengah Kualitas Udara Buruk
admin
- 0
Menurunnya kualitas udara di berbagai daerah menjadi isu terkini yang mengkhawatirkan. Kondisi udara buruk akibat polusi dan debu tentu mengancam kesehatan paru-paru.
Dalam jangka panjang, paparan tersebut menimbulkan berbagai risiko kesehatan jika tidak segera ditangani. Seiring memperbaiki kualitas udara yang tentunya memerlukan waktu, mulailah menjaga kesehatan paru-paru sekarang juga.
Dampak Udara Kotor pada Kesehatan Paru
Selain rokok, debu, asap atau zat kimia lainnya yang ada di lingkungan juga dapat menyebabkan masalah pernapasan sangat berbahaya bagi kesehatan paru-paru. Agus Dwi Susanto, dokter ahli paru dan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, menjelaskan bahwa polusi udara yang terus dihirup mengakibatkan kerusakan organ. Zat atau partikel berbahaya yang terhirup bisa merusak kesehatan paru-paru hingga memicu berbagai penyakit, seperti pneumonia, bronkitis, infeksi saluran pernapasan, dan kanker.
Dari sel paru, partikel polusi bisa menyerang organ tubuh lainnya lewat peredaran darah. Jika terus berlanjut, paparan polusi udara berlebih dapat meningkatkan risiko kematian dini. Dilansir dari laman Alodokter, diperkirakan sekitar 9 juta orang di dunia meninggal setiap tahunnya karena paparan polusi udara, baik berasal dari luar ruangan, maupun dalam ruangan.
Tips Menjaga Kesehatan Paru Saat Udara Kotor
Kualitas udara buruk tengah menjadi masalah serius, terlebih di kota besar. Paparan polusi udara dalam jangka panjang semakin memperburuk kesehatan. Untuk menghadapinya, Sahabat Sehat harus waspada dan mulai menjaga kesehatan paru-paru melalui beberapa cara.
Periksa Prakiraan Polusi Udara Harian
Saat udara kotor, sebaiknya mengurangi intensitas keluar rumah. Selain keperluan pokok, seperti bekerja, kuliah, atau sekolah, pilihlah area yang udaranya lebih baik. Cara mengetahuinya adalah menggunakan aplikasi, di mana menampilkan kode warna untuk membedakan kualitas udara di setiap area. Sebisa mungkin hindari area dengan udara buruk.

Gunakan Masker Pelindung
Gunakanlah masker kesehatan sekali pakai untuk melindungi kesehatan paru. Meskipun demikian, diperbolehkan menggunakan masker kesehatan selain masker N95. Ini dikarenakan masker N95 tidak dianjurkan dipakai dalam waktu lama karena oksigen yang dihirup lebih sedikit dan rawan kekurangan oksigen.
Jaga Kebersihan Lingkungan dalam Ruangan
Gunakan alat pembersih udara (air purifier) agar efektif mengurangi polusi di ruangan. Pastikan rutin membersihkan debu, menjaga kelembaban optimal, serta menghindari pemakaian produk yang berpotensi mencemari udara di dalam ruangan, seperti rokok dan obat nyamuk.
Perbanyak Konsumsi Air Putih
Memperbanyak konsumsi air putih membantu menjaga kelembaban saluran pernapasan dan memfasilitasi fungsi normal paru-paru. Penuhilah kebutuhan cairan setiap hari agar tubuh tetap terhidrasi.
Penuhi Asupan Sehat
Kesehatan paru-paru dapat meningkat dengan mengonsumsi makanan kaya antioksidan, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian utuh. Antioksidan melawan efek radikal bebas karena polusi udara. Suaya efektif, hindari makanan yang memicu peradangan, seperti makanan instan dan makanan berlemak tinggi.
Aktif Berolahraga Indoor dan Hindari Olahraga Outdoor
Kesehatan dan kebugaran tubuh akan terjaga jika aktif berolahraga. Saat udara buruk, Sahabat Sehat dapat berolahraga di dalam ruangan. Hindarilah olahraga outdoor untuk sementara waktu. Yoga, pilates, dan sepeda statis adalah olahraga indoor yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan paru-paru. Perlu diingat, sediakan ventilasi yang baik agar sirkulasi udara lancar.
Memelihara Tanaman di dalam Ruangan
Memelihara tanaman penangkal polusi di dalam ruangan adalah solusi. Tanaman khusus ini menyerap karbondioksida dan zat berbahaya lainnya, sehingga kualitas udara di ruangan membaik. Kamu bisa menanam Sansevieria, bunga krisan, lidah buaya, dll.
Itulah upaya yang bisa dioptimalkan untuk menjaga kesehatan paru-paru di tengah kondisi udara buruk. Jika kamu mengalami gejala tertentu, seperti sesak napas, sakit kepala, batuk yang tak kunjung sembuh, maka segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
About the Author
Yuan Adelintang Kurniadita
Saya adalah mahasiswi Magister Sains Manajemen, UGM, dan sudah berpengalaman sebagai content writer freelance.