
Sudah Memakan Korban, Inilah Gejala Antraks
admin
- 0
Belakangan ini masyarakat tengah dihebohkan oleh kabar duka akibat meninggalnya pasien astraks di Gunungkidul, Yogyakarta. Diduga pasien tersbut tertular penyakit antraks setelah menyembelih dan mengonsumsi daging ternak yang telah lebih dahulu terinfeksi.

Pertama kali bakteri penyebab antraks di isolasi oleh Robert Koch pada tahun 1877. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit zoonosis, yaitu penularannya dari hewan ke manusia. Antraks merupakan penyakit pada hewan terutama hewan berdarah panas dan pemakan rumput (herbivora) seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan kuda. Pada hewan liar, antraks dapat ditemukan pada babi hutan, rusa, dan kelinci.
Bakteri penyebab antraks
Penyakit antraks disebabkan oleh Bacillus anthracis yang termasuk genus Bacillus. Bacillus anthracis merupakan kuman berbentuk batang, aerobik, Gram positif, tidak berflagel, dengan ukuran kira-kira 1-1,5 kali 3-5 mikrometer. Kuman mudah tumbuh pada berbagai media. Kuman tumbuh subur pada pH media 7.0-7.4 dengan lingkungan aerob. Suhu pertumbuhan berkisar antara 12-45°C tetapi suhu optimumnya berkisar pada suhu ruang, yakni 37°C.

Nah, Sahabat Sehat bakteri penyebab antraks memiliki spora atau rambut-rambut halus. Spora tersebut dibentuk di tanah dan jaringan/darah binatang mati, namun tidak terbentuk di jaringan dan darah binatang hidup. Spora yang merupakan endospora berkisar 1-2 mikrometer, sehingga sukar tersaring oleh mekanisme penyaringan di saluran pernapasan atas. Dalam tanah, spora dapat bertahan 40 sampai 60 tahun. Ini yang menyebabkan risiko penyebarannya sangat tinggi, melalui rumput yang dimakan hewan, khususnya ternak berkuku genap seperti kerbau atau sapi.
Gejala antraks
Ada tiga bentuk antraks yang paling umum yaitu dikulit dengan gejala pertama termasuk gatal di mana kulit telah terbuka. Kemudian, bisul atau luka besar muncul. Luka menjadi tertutup oleh keropeng hitam. Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah.
Lalu ada antraks pernafasan, antraks pernapasan. Gejalanya meliputi demam, kelelahan, malaise, dan batuk atau nyeri dada. Demam tinggi, denyut nadi cepat, dan kesulitan bernapas yang parah terjadi dalam dua hingga lima hari. Meskipun kasusunya jarang ditemukan, antraks pernapasan seringkali berakibat fatal.
Selanjutnya ada antraks percernaan. Bentuk ini terjadi hanya setelah makan daging yang terinfeksi dan kurang matang. Gejala termasuk demam, sakit perut yang parah, buang air besar encer, diare berdarah, dan muntah darah.
Pencegahan yang dapat dilakukan
Adapun pencegahan yang dapat Sahabat Sehat lakukan, yaitu tidak mengonsumsi daging hewan ternak yang sudah mati dan memastikan bahwa daging telah dimasak hingga matang sebelum dimakan. Selain itu, seluruh peternak diharapkan untuk memberikan vaksin antraks kepada seluruh hewan ternak yang sehat.Tidak lupa untuk menggunakan alat pelindung yang cukup ketika kontak dengan hewan, khususnya yang diduga atau bahkan telah positif terkena antraks.
Sahabat Sehat, yuk mulai memperhatikan daging yang dikonsumsi dengan tidak mengonsumsi daging ternak setengah matang, apalagi yang telah mati tanpa disembelih. Antraks tidak menular dari manusia ke manusia hanya dari hewan ke manusia.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
About the Author
Neta Mustikasari
Mahasiswa ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Garut