Mengenal Statin, Bukan Sembarang Obat Penurun Kolesterol
Halo Sahabat Sehat! Kolesterol merupakan salah satu jenis lemak yang ada di dalam tubuh, dihasilkan secara alami oleh organ hati. Fungsinya beragam, mulai dari membentuk sel sehat, memproduksi sebagian hormon hingga menghasilkan vitamin D. Meski demikian, jumlah kolesterol yang melebihi batas normal yang diperbolehkan, bisa memberikan dampak merugikan bagi kesehatan, yakni meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, gagal ginjal, stroke, hingga penyakit arteri tepi.
Faktor pemicu kolesterol meningkat dalam tubuh
Tingginya kadar kolesterol dalam darah disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pertama, gaya hidup yang ngga sehat. Misalnya merokok, kurangnya aktivitas gerak, mengonsumsi alkohol dan makanan tinggi lemak jenuh (gorengan, jeroan) dan stres.
Kedua, penyakit penyerta, contohnya kelebihan berat badan, diabetes, hipotiroid, gagal ginjal kronis, dan HIV/AIDS. Ketiga, riwayat keluarga, yaitu perubahan sejumlah gen atau mutasi gen yang didapatkan dari orangtua. Kolesterol yang tinggi kerap kali ngga menunjukkan gejala secara klinis. Hal inilah yang membuat sebagian orang bisa terserang komplikasi yang serius secara tiba-tiba.
Apa itu statin?
Setelah melalui pemeriksaan dan penegakan diagnosa dislipidemia atau kadar kolesterol tinggi oleh dokter, maka diperlukan strategi pengobatan untuk menurunkan kolesterol. Salah satunya adalah penggunaan obat kolesterol, yakni statin yang direkomendasikan bagi orang yang memiliki nilai kolesterol low-density lipoprotein (LDL) > 190 mg/dl.
Statin merupakan golongan obat yang bekerja dengan memblok senyawa enzim HMG-CoA reductase yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan kolesterol dari organ hati. Mekanismenya yaitu dengan memperbaiki indikator lemak, utamanya menurunkan jumlah LDL atau yang biasa dikenal kolesterol jahat dan meningkatkan jumlah high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik.
Efek samping yang kemungkinan bisa muncul bervariasi, mulai derajat ringan (rasa ngga nyaman pada perut, pusing, mual) hingga berat (myositis atau peradangan otot). Selain itu, efek pendamping lainnya seperti kelelahan, demam, warna urin gelap, dan diare merupakan serangkaian gejala rhabdomyolisis berat yang juga berpotensi berujung gagal ginjal.
Contoh nama obatnya berakhiran -statin, yaitu simvastatin, lovastatin, atorvastatin, dan rosuvastatin. Apakah kamu pernah mendengar atau menggunakan salah satunya?
Efek menguntungkan dari penggunaan statin
Statin dikenal secara umum sebagai obat penurun kolesterol, namun obat ini juga memiliki manfaat lain yang menguntungkan bagi penyandang dislipidemia, yang disebut dengan efek pleiotropik. Efek ini meliputi anti peradangan/inflamasi, antioksidan, immunomodulator, antiproliferasi, stabilisasi plak pembuluh darah, dan pencegahan tumbukan atau agregasi platelet.
Oleh karena efek pleiotropik inilah, menjadikan statin bukan hanya sebagai obat dislipidemia saja, melainkan tergolong obat untuk jantung dan pembuluh darah atau sistem kardiovaskular. Besarnya manfaat yang dimiliki oleh obat ini, maka penggunannya pun juga secara luas.
Sahabat Sehat, selain mengonsumsi obat secara rutin. Kamu juga bisa mengubah pola hidup, yakni berolahraga dan menerakan pola makan sehat dan bergizi seimbang.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP
About the Author
